Play
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar

Adat Kompat Gigi Menuju Masa Remaja

 

Foto: Adat Kompat Gigi Menuju Masa Remaja

Sekadau,  dermagafm.com - Suku Kerabat di Hulu Sungai Kerabat disebut Kerabat Penyapat. Salah satu tradisi adat Kompat Gigi dari jaman Nenek Moyang dalam masyarakat Dayak Kerabat masih terpelihara hingga saat ini.

Suku Kerabat di Hulu Sungai Kerabat disebut Kerabat Penyapat suatu kelompok masyarakat dayak yang bermukim di kecamatan Sekadau Hulu kabupaten Sekadau provinsi Kalimantan Barat, tepatnya di hulu sungai Kerabat dan sungai Engkulun.

Adat Kompat Gigi menuju masa remaja yaitu satu mangkuk adat berisi beras dan ditimpa satu paha ayam yang sudah dimasak rebus diserahkan kepada bapak dan  ibu yang menjadi saksi dalam pelaksanaan kompat gigi. dan Satu buah tempayan tuak dihias  diberi empat batang sedotan bambu (tuak Sumpit). Tuak tersebut dibuka oleh salah seorang yang sudah ditunjuk sebagai saksi adat dalam acara kompat tersebut dan kemudian diminum secara bergiliran. Pembukaan tempayan tuak itu untuk menyatakan bahwa sang anak telah selesai melaksanakan adat kompat dan sekaligus sebagai syukuran atas pesta kompat. Sedangkan yang satu tempayannya lagi diperas dan dihidangkan dengan cawan/gelas kepada semua tamu yang ikut menyaksikan pelaksanaan kompat, dan para tamu yang ikut/hadir saat itu wajib minum tuak tanpa kecuali walaupun hanya sedikit. Sedangkan kepala, hati, dan kaki babi dihidangkan untuk tabas dan dimakan pada saat minum tuak yang pakai sedotan (tuak sumpit)

Tujuan adat kompat adalah untuk menyadarkan atau mengingatkan pada anak bahwa pada usia tersebut mereka akan mulai menginjak masa remaja, yang dipersiapkan untuk menuju kedewasaan dan kematangan pribadi. Pelaksanaan adat kompat mengarahkan seorang anak untuk bersikap dewasa dalam segala hal. Setelah semua selesai, anak yang dikompat tersebut dinyatakan sudah memasuki masa remaja dan menuju kedewasaan. Jika kelak si anak melakukan suatu pelanggaran sebagai anak remaja dalam pergaulan dan tingkah laku, maka anak tersebut dikenakan adat delapan poku (24 buah mangkuk adat) atau enam belas poku (48 buah mangkuk adat). Untuk menentukan hukuman ini, tergantung besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan oleh sang anak.

Suku Dayak Kerabat, pada masa lalu mempercayai dunia roh dan segala sesuatu hal gaib di alam, dan menganut agama adat layaknya suku-suku dayak di Kalimantan. Tetapi saat ini banyak dari mereka yang telah meninggalkan kepercayaan lama nenek moyang mereka tersebut, dan sebagian besar dari mereka memeluk agama Kristen dan sebagian kecil lainnya memeluk agama Islam dan yang lain tetap mempertahankan kepercayaan lama mereka.

Kehidupan sehari-hari masyarakat suku Dayak Kerabat dalam mempertahankan hidup mereka, adalah dengan cara bertani berladang, serta memanfaatkan hutan untuk mencari sumber kehidupan seperti berburu dan mengumpulkan hasil dari hutan. Selain itu mereka juga menangkap ikan di sungai yang mengalir dekat perkampungan mereka. Untuk menambah kegiatan dan penghasilan mereka juga memelihara beberapa ekor hewan ternak seperti ayam, bebek dan babi.


Sumber Berita: https://protomalayans.blogspot.com/2012/06/suku-dayak-kerabat.html?m=1 (Pak Henry Lisar) 

Tinggalkan Komentar

Berita Baru Berita Lainnya