![]() |
Foto Bersama Pastor Paroki Sekadau, Peserta Rekoleksi PASUTRI, Narasumber, panitia dan Pengurus DPP dan BPG |
Sekadau, dermagafm.com - Songsong Ulang Tahun ke- 75 Paroki Sto. Petrus dan Paulus Sekadau, Panitia adakan Rekoleksi Pasangan Suami Istri yang diikuti oleh 118 pasangan suami istri dari 15 Kring dalam kota dan beberapa stasi atau kampung dalam wilayah Paroki Sekadau, bertempat di aula Gedung Gereja Agung Santo Petrus dan Paulus pada hari Sabtu, 19 Juli 2025
Rekoleksi kali ini bertema:" Membangun keluarga kudus menjadi saksi Kistus di dunia" dengan dasar Biblis dari Surat Paulus kepada Filipi Bab 2: ayat 2 yang berbunyi "Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih satu jiwa dan satu tujuan."
Yang menjadi narasumber utama dalam kegiatan rekoleksi ini adalah Pater Vitus Modestus Hari SVD, yang menjadi Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Sanggau, yang hari-harinya menjabat sebagai Pastor Kepala Paroki Meliau. Pater Vitus, juga didampingi oleh Team Komisi Keluarga Dekenat Salib Suci Sekadau, Romanus dan Kusnadi.
Hadir juga Pastor Paroki Sekadau, Pastor Martinus CP, Ketua Panitia-Martinus Ridi, juga anggota Pengurus Dewan Paroki serta Ketua dan Pengurus Badan Pengurus Gereja Katolik Paroki Sekadau.
Pada kesempatan tersebut, Pater Vitus Modestus Hari SVD menyampaikan bahwa terdapat 6 tantangan konkrit yang dialami keluarga:1) Makin banyaknya perceraian sipil terhadap pasangan perkawinan Gereja, (juga perceraian adat ) 2) Hdup bersama tanpa peneguhan perkawinan Gereja (kanonik), 3) Malapetaka praktik aborsi anak dan makin kerapnya sterilisasi bagi para ibu dan tumbuhnya mentalitas keluarga yang jelas-jelas menggunakan alat KB yang bersifat kontraseptif-abortif, 4) Faktor ekonomi menyebabkan keluarga terpisah satu sama lain, 5) Ketidaktahuan umat mengenai ajaran Gereja tentang perkawinan, 6) Persoalan konkrit dan praktis di Paroki: keluarga yang retak tidak tahu solusi, pisah ranjang dan single parents.
Pater Vitus juga menyajikan Data Kasus Perkawinan Keuskupan Sanggau.
"Belum ada data yang lengkap karena menurut Bapa Uskup Sanggau Mgr. Valentinus - dalam beberapa kali pertemuan, bahwa data umat yang meminta annulasi perkawinan sudah lebih dari 100 pasang,"katanya.
Narasumber juga mengatakan bahwa penyebab adanya permintaan annulasi perkawinan menurut pendapat pastor Fritz, anggota Tribunal keuskupan Sanggau antara lain karena paksaan (pengaruh adat, karena sudah hamil duluan), Permainan keluarga (takut menolak), tidak mengerti hakikat perkawinan. Annulasi adalah pembatalan perkawinan.
Pada kesempatan tersebut juga Pater Vitus yang pernah studi di Philipina mengatakan bahwa Krisis Nilai dalam Kehidupan Keluarga sekurang-kurangnya krisis nilai iman, yaitu berkaitan dengan semakin pada kegiatan merosotnya keterikatan keluarga-keluarga Gerejawi.
"Kedua, krisis nilai penghormatan dan kejujuran, yaitu berkaitan dengan keluarga-keluarga yang mengabaikan sikap hormat dan jujur antara sesama anggota keluarga. Ketiga, krisis nilai kesetiaan dan kebersamaan, yaitu berkaitan dengan adanya keluarga-keluarga yang tidak setia pada keluarganya. Keempat, krisis nilai cinta kasih, yaitu berkaitan dengan diremehkannya perwujudan cinta kasih dan perhatian dalam keluarga. Selanjutnya, krisis nilai kedamaian dan pengampunan berkaitan dengan sikap keluarga yang mudah bertikai dan selanjutnya sulit untuk menemukan rekonsiliasi. Keenam, krisis nilai solidaritas, yaitu berkaitan dengan lunturnya semangat solidaritas antar sesama sebagaimana beberapa dekade sebelumnya. Ketujuh, krisis nilai kebijaksanaan dan ketokohan, yaitu berkaitan dengan semakin berkurangnya orangtua yang bertindak bijaksana dalam mendidik, dan menjadi teladan bagi anak-anak. Kedelapan, krisis nilai kepercayaan dan keterbukaan, yaitu berkaitan dengan semakin melunturnya rasa saling percaya dan saling terbuka antara orangtua dengan anak dan sesama anggota keluarga,"ungkapnya.
Sementara Faktor Penyebab Mengapa Terjadinya Krisis Nilai Dalam Keluarga-Keluarga Katolik, Pater Vitus mengungkapkan 9 faktor, diantaranya faktor Pendidikan: baik orangtua maupun anggota keluarga. Kurangnya Pendidikan berpengaruh pendidikan nilai dalam keluarga. Kedua, faktor ekonomi yakni lemahnya Pendapatan ekonomi keluaga, Ketiga, faktor kemajuan teknologi informasi. Revolusi teknologi informasi serta merta menggilas nilai-nilai kemanusiaan dan nilai Kristiani tertentu. Keempat, faktor keteladanan. Lunturnya keteladanan pada diri orangtua/orang tua-tua termasuk dalam hal ini adalah para tokoh umat/Gereja. Kelima, faktor iman. Bergesernya fokus perjuangan keluarga, dari fokus kepada Allah - kepada kegiatan-kegiatan ekonomi yang sangat cepat atau lambat dapat menghasilkan uang. Keenam, faktor jumlah anggota keluarga. Jumlah anggota keluarga yang tidak sesuai dengan besarnya pendapatan keluarga berefek pada terabaikannya beberapa nilai kehidupan bersama dan masih terdapat 3 faktor lainnya.
Pada bagian akhir, Pater Vitus menjelaskan tentang ecclesia domestica yang mengambil Katekismus Gereja Katolik.
"Dasar dan Makna Keluarga sebagai Gereja rumah tangga yang pertama adalah Keluarpa-keluarga Kristiani merupakan pusat iman yang hidup. Tempat pertama iman akan Kristus diwartakan dan sekolah pertama tentang doa, kebaikan-kebajikan dan cinta kasih Kristen, yang kedua adalah Keluarga Kristiani merupakan tempat dilaksanakannya misi imamat bersama yang diterima melalui Pembaptisan yaitu dengan menyambut sakramen-sakramen, berdoa dan menerapkan kasih,"lanjutnya.
Pater Vitus selanjutnya menyajikan 3 faktor lainnya yakni Keluarga Kristiani merupakan presentasi dan pelaksanaan persekutuan Gereja, yatu persekutuan iman, harapan dan kasih dan selanjutnya Keluarga Kristiani adalah persekutuan antar anggota-anggotanya, yang menjadi tanda dan gambaran persekutuan Allah Trinitas dan yang terakhir adalah bahwa Gereja, keluarga-keluarga Kristiani mempunyai tugas mewartakan dan menyebarluaskan Injil.
Sebagai informasi, Sabtu tanggal 26 Juli akan ada seminar untuk para pemimpin agama Katolik dan launching buku 75 tahun Sejarah Paroki Sekadau, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan olahraga Volley ball yang dimulai tanggal 31 Juli sampai dengan awal Agustus dan puncak acara ulang tahun Gereja Katolik ke-75 adalah hari Rabu tanggal 13 Agustus 2025.
Editor : PenJab Radio Dermaga