Acara dihadiri oleh para pejabat dan anggota TBBR dari berbagai daerah:
Acara yang penuh makna ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya Wakapolres Sekadau, Plt. Camat Sekadau Hulu, Danramil Sekadau Hulu, serta Mangku TBBR Kabupaten Sekadau. Tidak ketinggalan, para perwakilan dari dua kabupaten yang tergabung dalam TBBR, yakni Kabupaten Sekadau, Sintang, turut hadir dalam perayaan ini.
Sebagai bagian dari acara, Tariu Borneo Bangkule Rajang atau Pasukan Merah ini juga dihadiri oleh Pemane dan anggota TBBR dari wilayah Sintang, Sekadau Hilir, Sekadau Hulu, serta Belitang. TBBR sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga tanah leluhur orang Dayak dari berbagai ancaman eksternal.
Tema Perayaan:
Tema yang diangkat dalam acara ulang tahun TBBR kali ini adalah “Merajut Kebersamaan dan Menjunjung Adat sebagai Jati Diri Dayak untuk Meningkatkan SDM di Era Globalisasi”. Tema ini menggambarkan semangat kolektif masyarakat Dayak untuk tetap menjaga warisan budaya mereka, sekaligus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) agar lebih siap menghadapi tantangan globalisasi yang terus berkembang.
Pada acara ini, juga digelar Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) yang akan membahas berbagai isu penting terkait pelestarian budaya, penguatan organisasi, serta upaya meningkatkan kualitas SDM di tengah dinamika perkembangan zaman.
Momen Penting: Pulo Sabayan dan Keramat Patih Kabut
Selain itu, Mangku TBBR Kabupaten Sekadau juga mengungkapkan bahwa ada satu lagi tempat keramat yang penting di wilayah Kabupaten Sekadau, yaitu Keramat Patih Kabut yang terletak di Nanga Mahap. Tempat ini menjadi bagian dari situs-situs bersejarah yang sangat dihormati oleh masyarakat Dayak di sekitar daerah tersebut.
"Saya berharap, event ini menjadi tombak sejarah kita gerenerasi muda Dayak agar terus bekerja sama dengan pemrintah, aparat kepolisian dan tentara dalam menjadga keutuhan budaya dan hutan di Kabupaten sekadau," kata Mangu Sekadau, Seno.
Perayaan ulang tahun TBBR ke-5 ini bukan hanya sekadar perayaan tahunan, melainkan juga menjadi simbol kuat dari ikatan kebersamaan masyarakat Dayak dalam menjaga adat, budaya, dan tanah leluhur mereka. Pulo Sabayan, sebagai tempat keramat yang dihormati, menjadi saksi bisu atas perjalanan panjang adat dan tradisi yang terus dijaga oleh generasi demi generasi.
Mangku berharap semoga acara ini dapat memperkuat tali persaudaraan antar wilayah dan semakin menginspirasi masyarakat Dayak untuk tetap melestarikan nilai-nilai luhur yang menjadi jati diri mereka.
Editor : Pen Jabradio Dermaga