![]() |
| Foto: ketua Panitia, ketua BPD, tokoh masyarakat, Mentri Adat, Tokoh Nasyarajat Dusun Setugal |
Sekadau, dermagafm.com – Masyarakat Dusun Setugal, Desa Sebabas, Kecamatan Nanga Mahap, kembali menggelar tradisi adat Nyapat Pagaetn di Rumah Adat Dusun Setugal, hari Sabtu 25 Oktober 2025.
Tradisi ini merupakan ritual adat masyarakat Dayak Ma’amp yang dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk ucapan syukur dan penghormatan terhadap siklus bercocok tanam di ladang.
Nyapat Pagaetn dilakukan setelah masyarakat selesai nugal ladang dan sebelum memasuki masa merumput. Dalam ritual tersebut, sejumlah bahan penting dipersiapkan, seperti tuak tempayan yang diminum menggunakan sumpit (inas), ayam untuk Aek Angat (Tabas), serta topokng, yaitu kue kampung yang terbuat dari tepung beras ketan.
![]() |
| Foto: para Bapak bapak duduk di sadau rumah adat |
Dalam kesempatan tersebut, Radio Dermaga Sekadau dan Sekolah Adatnya melakukan wawancara dengan Menteri Adat Dusun Setugal, Jamang. Ia menegaskan bahwa Nyapat Pagaetn memiliki nilai sakral yang harus dijaga keberlanjutannya.
“Acara Nyapat Pagaetn selalu harus dilaksanakan karena ini adalah adat warisan dari nenek moyang kita. Selama kita masih berladang, adat ini tetap hidup,” ujar Jamang.
![]() |
| Foto: para Ibu duduk disematang Rumah Adat Dusun Setugal |
Menteri Adat juga menyampaikan bahwa Tradisi Dayak Ma'amp juga memiliki tradisi Ngabaru, yaitu ritual makan beras baru setelah panen padi. Bahan-bahan yang disiapkan pada ritual ini antara lain tuak tempayan yang diminum dengan inas (sumpit), ayam Aek Angat (Tabas), nasi lopis dari beras pulut yang dimasak dalam bambu buluh, nasi bungkus dari beras biasa dibungkus dengan daun Rabu, dimasak dalam bambu buluh, serta emping dari padi pulut. Tradisi ini menjadi wujud syukur atas hasil panen dan penghormatan terhadap alam.
![]() |
| Tuak inas (tuak sumpit) tuak adat |
Selanjutnya, menteri Adat juga menceritakan bahwa masyarakat Dayak Ma'amp menggelar Nyapat Tautn, yaitu ritual antar waktu pekerjaan yang dilaksanakan setelah Ngabaru, ketika masyarakat bersiap kembali membuka ladang baru. Perlengkapan adat yang digunakan pada acara ini relatif serupa, seperti tuak tempayan, ayam untuk Aek Angat (Tabas), dan topokng (,kue kampung) yang terbuat dari tepung pulut.
![]() |
| Foto: aek angat dan topokng |
Mentri Adat juga menyampaikan harapan agar di masa mendatang dapat dibangun Rumah Betang seperti yang pernah berdiri pada masa lalu. Rumah Betang diyakini bukan hanya sebagai tempat tinggal bersama, tetapi juga simbol persatuan, identitas budaya, dan kehidupan komunal masyarakat Dayak.(Ika)
Editor: Penanggung jawab radio Dermaga Sekadau




